Iran Tuduh AS-Israel Bunuh Ilmuwan Nuklir




VIVAnews – Iran menegaskan mereka mempunyai bukti bahwa Washington berada di balik pembunuhan salah satu ilmuwan nuklir mereka, Mostafa Ahmadi-Roshan.


Seperti dilansir Reuters, ini adalah kali kelima insiden sejenis terjadi dalam dua tahun terakhir. Pengeboman atas Ahmadi terjadi ketika ketegangan antara AS dan Iran akibat program nuklir Iran, meningkat mencapai level tertinggi. Bom magnet ditempelkan ke pintu mobil Ahmadi pada Rabu pagi, saat jam sibuk di Ibukota Iran, Tehran.



Bom meledak. Ahmadi, ilmuwan muda Iran itu, tewas dalam usia 32 tahun. Sopirnya juga ikut terbunuh. Ahmadi terbunuh hanya berselang beberapa hari dari peringatan dua tahun pembunuhan ilmuwan nuklir Iran lainnya, Massoud Ali Mohammadi, yang juga tewas dibom pada 12 Januari 2010 silam.

Iran langsung menuding AS dan Israel berada di balik pembunuhan Ahmadi. Namun Menteri Luar Negeri AS Hillary Clinton membantah bertanggung jawab atas insiden pembunuhan itu. Presiden Israel Shimon Peres juga mengatakan, sepengetahuan dia, Israel tidak terlibat dalam serangan terhadap Ahmadi.

Pembunuhan terhadap Ahmadi terjadi ketika Presiden Iran Mahmoud Ahmadinejad sedang berada di luar negeri dalam rangka lawatannya ke empat negara Amerika Latin. Dalam lawatan itu, Ahmadinejad menegaskan penggunaan program nuklir Iran untuk tujuan damai.

Kini, Iran telah yakin AS mendalangi pembunuhan Ahmadi. “Kami mempunyai dokumen dan bukti terpercaya bahwa aksi teroris ini direncanakan, diarahkan, dan didukung oleh CIA,” kata Menteri Luar Negeri Iran dalam surat yang diserahkan kepada Duta Besar Swiss di Tehran, seperti dilaporkan oleh televisi nasional Iran.

Kedutaan Swiss mewakili kepentingan AS di negara mana pun di mana AS tidak memiliki hubungan diplomatik dengan mereka, termasuk Iran. Sementara itu, Juru Bicara Staf Angkatan Bersenjata Iran, Massoud Jazayeri mengatakan, “Musuh kami, terutama Amerika, Inggris, dan rezim Zionis (Israel) harus bertanggung jawab atas aksi mereka.”

Televisi nasional Iran juga mengatakan, surat kecaman serupa juga dikirim Iran kepada Inggris, yang berisi tudingan bahwa serangkaian pembunuhan terhadap para ilmuwan Iran dimulai setelah pimpinan agen rahasia Inggris, MI6, mengumumkan operasi intelijen terhadap negara-negara yang mengembangkan senjata nuklir.

Selama ini, dunia Barat menuduh program nuklir Iran ditujukan untuk membuat bom nuklir, sedangkan Tehran menyatakan mereka berhak mengembangkan kekuatan nuklir untuk tujuan damai.